Tehherbal dari kulit salak, dipercaya punya kasiat anti-diabetes. (Foto: @mazkacuk1/TikTok) Sebuah video yang memperlihatkan ibu-ibu membuat teh herbal belakangan menjadi sorotan. Pasalnya, bahan yang digunakan bukanlah daun teh, melainkan kulit dari buah salak. Sebelumnya diketahui, salak merupakan salah satu buah populer di Indonesia
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Temanggung, 04/02/2021. Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini mengharuskan mahasiswa Universitas Diponegoro melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata KKN secara mandiri berdasarkan lokasi domisili tempat tinggal. Perubahan sistem kegiatan KKN ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan adanya pembatasan sosial untuk meminimalisir kegiatan yang biasanya melibatkan banyak orang. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa untuk mencetuskan ide sebagai wadah untuk menyumbangkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di bangku perkuliahan secara langsung kepada masyarakat yang dilakukan oleh Rizky Putri Oktaviana, salah satu mahasiswa program studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, yang melaksanakan kegiatan pengabdian atau KKN Tim I periode 2021 di Desa Rejosari, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung. Melihat potensi Desa yang ada di Desa Rejosari yaitu salak pondoh, mahasiswa berinovasi untuk melakukan pemberdayaan kepada masyarakat desa dengan memanfaatkan limbah kulit salak. Hal ini dilakukan karena sebagian besar masyarakatnya belum mengetahui besarnya manfaat kulit salak bagi kesehatan, sehingga warganya cenderung hanya memanfaatkan daging buahnya saja untuk dikonsumsi sedangkan kulit salak yang ada dibuang begitu saja. Padahal menurutnya, berdasarkan riset jurnal ilmiah yang pernah dilakukan menyebutkan bahwa kulit salak mengandung antioksidan yang tinggi. Kandungan flavonoid dan zat aktif lain cinnamic acid derivates, arginin, dan pterostilben di dalam kulit salak mampu menurunkan kadar gula darah memiliki efek anti-diabetes. Potensi lain yang dimanfaatkan yaitu jahe dari Taman TOGA Tanaman Obat Keluarga yang dimiliki setiap dawis di seluruh wilayah Desa Rejosari. Alasannya, selain menjadi penambah aroma juga karena jahe merupakan sumber antioksidan yang baik dan juga memiliki kandungan zat aktif yang mampu menurunkan kadar gula darah, beberapa diantaranya yaitu gingerol dan shogaol yang merupakan derivat dari senyawa fenol dan flavonoid yang berperan sebagai anti-diabetes. Selain efek anti-diabetes yang ditonjolkan kedua bahan tersebut, diharapkan juga kandungan antioksidan yang tinggi mampu menjadi immune booster untuk meningkatkan kekebalan tubuh manusia agar tidak mudah sakit di masa pandemi ini. Alasan inilah yang memunculkan ide untuk berinovasi menciptakan produk herbal berbahan lokal berupa teh kulit salak jahe tinggi antioksidan yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan imunitas, serta memberikan efek anti-diabetes bagi konsumennya. Mahasiswa tersebut melakukan pelatihan pembuatan produk teh herbal kulit salak jahe yang diikuti oleh tiga kelompok yang terdiri dari beberapa ibu PKK, anggota karang taruna, serta pelajar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Proses produksi teh ini dilakukan pada tanggal 22-23 Januari 2021, dimulai dengan pembersihan bahan, pengeringan menggunakan sinar matahari dan pengovenan, serta penggilingan bahan untuk kemudian dikemas dalam kemasan teh kantong celup. Selain memberikan pelatihan proses produksi, masyarakat juga dibekali dengan pelatihan cara pembuatan label produk hingga cara pemasaran melalui media online. Pelatihan ini dimaksudkan agar semua kalangan mampu dan terampil dalam mengolah produk herbal, cara pengemasan, pembuatan label produk, hingga cara pemasarannya secara online untuk kedepannya, dan memberikan peluang usaha untuk meningkatkan Rizky Putri Oktaviana S1 Ilmu Gizi 2017, Fakultas KedokteranDPL Dr. Rr. Karlina Aprilia, Akt KKNTim1Periode2021 p2kknundip lppmundip undip Dr. Rr. Karlina Aprilia, Akt KabupatenTemanggung Kesehatan Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Ideawal dari pembuatan teh kulit salak ini datang dari Muhammad Subhkan, selaku penggerak Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Restu Mujtaba di Desa Wedi. Ia ingin memanfaatkan limbah yang tak terpakai dari buah salak. Di Pokdarwis Restu Mujtaba yang dipimpin oleh Subhkan, buah salak memang diolah menjadi beragam jenis penganan. Mulai dari kurma 50dari air seduhan teh buah salak bongkok untuk suhu penyeduhan 70°C, dan 80°C berturut-turut adalah 309,124 ppm dan 213,665 ppm. Kata kunci: Teh buah salak Bongkok, Antioksidan, DPPH Pembuatan Serial Konsentrasi sampel 20, 30, 40, 50 dan 60 ppm Sampel (ppm) Volume (ml) Sampel Metanol DPPH 20 1 3 1 30 1,5 2,5 1 40 2 2 2 50 2,5 1,5 1 Dalampembuatan adsorben, digunakan bahan baku dan metode yang murah agar dapat bersaing dengan proses pemisahan dengan metode lainnya, terutama secara sintesis karbon aktif dari kulit salak dengan aktivasi larutan H 3PO 4 secara keseluruhan berukuran mesopori, yakni berada pada rentang ukuran 20 Ǻ - 500 Ǻ. (Elsevier, Gert Strand AB. 1998) 33.3 Proses Aktifasi Kulit Salak 19 3.3.4 Analisis Burn off 19 3.3.5 Analisis Adsorpsi Terhadap Metilen Biru 19 3.4 DIAGRAM ALIR PENELITIAN 20 3.4.1 Diagram Alir Persiapan Bahan Baku 20 3.4.2 Diagram Alir Proses Pirolisis Kulit Salak 21 3.4.3 Diagram Alir Proses Aktifasi Kulit Salak 22 3.4.4 Diagram Uji Adsorpsi Terhadap Metilen Biru 23 Padapenelitian ini digunakan kulit salak sebagai bahan dasar pembuatan karbon aktif. Penggunaan kulit salak pengolahan limbah dari kulit salak menjadi produk yang lebih bermanfaat serta kandungan kulit salak sendiri yang terdiri dari sellulosa. Menurut Badan Pusat Statistik, produksi buah salak di Indonesia mencapai 991 ribu ton pada
Ide dasar pembuatan teh dari kulit salak ini bermula dari keinginan kami untuk memanfaatkan limbah kulit salak karena mengandung unsur aktif 'Cinamic acid derivative'," kata salah seorang mahasiswa yang tergabung dalam penelitian teh kulit salak tersebut Mhas Agoes Triambada di Malang, Rabu (8/5).
PENGARUHSUHU DALAM PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT SALAK (Salacca edulis) DENGAN IMPREGNASI ASAM FOSFAT (H3PO4) Vol. 4 No. 1 (2015): Jurnal Teknik Kimia USU Section Articles e-ISSN: 2337-4888. Publisher: Access Policy: Member of: Indexed By: Visitor Statistics: Visitor Statistics in detailed: PemanfaatanKulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) sebagai Bahan Baku Pembuatan Teh Celup Herbal dengan Penambahan Kayu Manis (Cinnamons lumbini L) June 2020 Serambi Saintia Jurnal Sains dan E2X6E1u.
  • b6t2y35wt3.pages.dev/979
  • b6t2y35wt3.pages.dev/865
  • b6t2y35wt3.pages.dev/505
  • b6t2y35wt3.pages.dev/849
  • b6t2y35wt3.pages.dev/28
  • b6t2y35wt3.pages.dev/42
  • b6t2y35wt3.pages.dev/739
  • b6t2y35wt3.pages.dev/381
  • b6t2y35wt3.pages.dev/362
  • b6t2y35wt3.pages.dev/725
  • b6t2y35wt3.pages.dev/933
  • b6t2y35wt3.pages.dev/191
  • b6t2y35wt3.pages.dev/857
  • b6t2y35wt3.pages.dev/800
  • b6t2y35wt3.pages.dev/902
  • jurnal pembuatan teh dari kulit salak