PuisiKesunyian. Puisi cinta abadi kasihku. Kupersembahkan Cinta Murni. Pulanglah, Temani Rinduku. Puisi ucapan selamat malam. Doaku untukmu di malam ini. Cahaya ini akan menyinarimu. Maafkan malam ini.
20 Sabtu Jun 2015 Posted in Tak Berkategori ≈ Komentar Dinonaktifkan pada DO’AKU MALAM INI BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM ! JIKA DO’AKU INI.., JUGA DO’AMU, MOHON DIAMIIINKAN…! Ya Allah, Ya Rabbi, di Malam-malamMU yang sejuk, di awal-awal Ramadhan Bulan Mulia ini, TERIMALAH Do’aku untuk Kedua orangtua yang sangat kucintai, adik-adikku dan keluarganya, isteri dan anak-anakku tersayang, Sahabat, Saudaraku seiman dan setanah air yang kusayangi dan cintai ini, Berilah Kepada Kami semua kesehatan fisik, kekuatan dan kesabaran jiwa, ilmu yang bermanfaat, tawadhu’ dalam iman, keluarga yang sakinah dan bahagia, rezeki yang berkah, baik, halal dan berlimpah, serta terimalah dengan RidhaMU semua amal ibadahnya agar Kami dapat terselamatkan dari siksaMU di akhirat kelak. Mudahkanlah perjalanan hidup Kami ini dalam meraih, menggapai asa, cita, dan cinta, semoga kedamaian hati dapat menemani, dan menghiasi hari-hariMU. Ya Allah, Ya Tuhanku, Cinta dan Kasih sayangMu selalu kami harapkan. Hanya kepadaMU Kami Mohon Perlindungan dan Bimbingan. Amin3X, Ya Rabb.
ketikahati ini tersenyum untuk sekejap selamat istirahat, kawan karib sembunyikan sinarnya seiring ode malam menghantar ke peraduan selamat malam sobatku, moga esok lebih baik fajar kan bersinar seiring dengan rasa rindu yang menyelimuti hati walaupun hanya sepenggal namun berarti banyak selamat tidur doaku ada bersamamu .
Dalam Doaku dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan pohon mangga itu maghrib ini di dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat pelahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan kecil itu, menyusup di celah-celah jendela dan pintu, dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu 1989 analisis yang terinspirasi dari kamu sejukku. Kau selalu didalam doaku Bela Yusti Suryani K-PBSI 2012 Universitas negeri Yogyakarta Unsur Leksikal dalam puisi “Dalam Doaku” Pilihan kata yang terdapat dalam puisi “Dalam Doaku” karya Sapardi Djoko Damaono meliputi Kata-kata yang digunakan sebagian besar merupakan kata-kata yang sederhana dan sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga jika dilihat kata per kata kita mengerti maknanya. Hanya ada beberapa kata saja yang sulit atau jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam puisi ini yaitu penggunaan kata muskil, mendesau, nun, bersijingkat, dan bersitahan. Sapardi lebih memilih kata muskil untuk menunjukkan sesuatu yang sukar, sulit, maupun pelik; Menurut KBBI offline desau berarti suara dedaunan yang tertimpa gerimis atau memilih kata mendesau untuk menggambarkan suara yang angin yang berhembus perlahan namun memiliki suara seperti dedaunan yang tertimpa hujan. Nun digunakan untuk menunjuk pada sesuatu yang jauh disana dan digunakan oleh Sapardi untuk menunjuk dan mempertegas pada hal yang benar-benar jauh darinya. Kata itu terdapat pada baris “Kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun disana”. Kata bersijingkat tidak ada dalam KBBI. Yang ada adalah berjingkat’ dengan kata dasar jingkat’ yang berarti berjalan dengan ujung jari kaki. Akan tetapi disini Sapardi memberikan sisipan si’ didalamnya untuk memberikan efek estetis pada bunyi yang akan dihasilkan kata tersebut. Bersitahan sama halnya dengan bersijingkat, yang ada dalam kamus adalah bertahan’ dengan kata dasar tahan yang berarti tetap pada tempatnya atau tidak beranjak. Oleh Sapardi kata ini juga diberi sisipan si’ dengan maksud memperindah bunyi. Dalam puisi ini Sapardi menggunakan kata-kata yang menggambarkan waktu dan hadir hampir disemua baitnya. Kata-kata tersebut adalah subuh, sore, maghrib, dan malam. Sedangkan untuk siang Sapardi tidak langsung menunjuknya dengan kata siang melainkan melalui sebuah baris yang berbunyi ketika matahari mengambang tenang diatas kepala’. Kalimat tersebut merujuk pada waktu matahari sedang tepat diatas kepala kita dan itu adalah siang hari. Selain itu banyak dipakai kata-kata yang berkaitan dengan alam dan kata-kata yang memberikan efek meditasi atau efek perenungan seperti langit, cahaya, malam, matahari, angin, gerimis, Kata-kata benda sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari suara-suara, bulu bunga jambu, pucuk-pucuk cemara, ranting, pohin mangga, jendela, pintu, pipi, bibir, rambut, dahi, bulu-bulu mataku Kata-kata berefek meditasi, perenungan, maupun sakral dalam doaku, bening, hening, hijau, mendesau, muskil, burung gereja, gelisah, menjelma, denyut jantung, rasa sakit, No Jenis Kata Contoh Jumlah Kata Prosentase 1 Kata Benda Doaku, ranting, angin 54 33,33% 2 Kata Kerja Menjelma, bersijingkat 29 17,90% 3 Kata Sifat Gelisah, muskil 9 5,55% 4 Kata bilangan Seekor, pertama 2 1,23% 5 Kata tugas Yang, di, kepada 40 24,7% 6 Kata Ganti Ini, itu, kau, aku, 15 9,25% 7 Kata Keterangan Tiba-tiba, sangat, entah 13 8,02% jumlah 162 100% Rima Asonansi pengulangan vokal Secara umum asonansi yang ada menunjukkan banyaknya pengulangan bunyi vokal a’. Di bait pertama dan kedua, 80% vokal yang dipakai adalah a’ pada akhir kata, baru diikuti bunyi vokal u’ dan i’. Dibait-bait selanjutnya prosentase bunyi vokal a’, i’, dan u’ berimbang dan acak sehingga asonansi menunjukkan ketidak teraturannya. Dari keenam bait puisi ini, lima bait didominasi bunyi vokal a’ sedangkan bait terakhir atau bait keenam yang lebih dominan bunyinya adalah vokal u’. Aliterasi pengulangan konsonan Mayoritas konsonan yang diulang adalah konsonan d, k, m, n, y yang menimbulkan efek penegasan. Kata atau kalimat dalam puisi ini yang menggambarkan keseluruhan isi puisi adalah bait terakhir dari puisi ini yang berbunyi aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu Dalam bait diatas kalimat aku mencintaimu’ merupakan kesimpulan perasaan penyair dari sanjungan-sanjungannya pada apa atau siapa yang disebut kau’ oleh penyair. Sanjungan-sanjungan itu dicerminkan dalam segala hal yang jernih, yang sejuk, yang indah, yang manja atau manis, dan yang kuat di kelima bait diatasnya. Kalimat itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan kesalamatanmu’. Penyair mengatakan tak pernah selesai karena di lima bait diatas dikatakan dari subuh, siang, sore, magrib, hingga malam dan nanti akan kembali ke pagi atau subuh lagi dalam setiap doa-doa si penyair selalu ada doa untuk yang ia sebut kau’ atau mu’ yang merujuk pada orang yang dicintainya. Dan doa yang selalu dipanjatkan untuk orang yang dicintainya dalam doa-doa si penyair adalah doa keselamatan. Unsur Grammatikal Secara kompleksitas kalimat, puisi Dalam Doaku’ ini mempunyai stuktur kalimat yang panjang, kompleks, serta selalu didahului dengan klausa keterangan waktu. Struktur kalimat yang panjang dan kompleks diperlihatkan oleh tiap bait yang merupakan satu rangkaian kalimat yang terdiri antara tiga hingga empat klausa panjang yang merupakan kalimat majemuk bertingkat. Selain itu setiap bait awal kalimat selalu didahului keterangan waktu dan kemudian baru diikuti subjek. Contoh pada bait pertama dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman keterangan S P O tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Bait tersebut terdiri dari kalimat majemuk bertingkat dimana didalam objek kalimat induk terdapat tiga klausa objek. Selain itu keterkaitan antarkalimat yang dalam konteks puisi ini juga bisa dikatakan antarbait adalah dalam setiap kalimat induk terdapat keterangan dalam doaku dengan berbagai variasainya serta tiap bait menggambarkan alur rangkaian waktu melalui diksi yang dipilih yaitu subuh, ketika matahari mengambang tenang di atas kepala siang hari, sore, maghrib, serta malam. Jenis kalimat yang ada sebagian besar adalah kalimat mayor karena memiliki inti atau pusat kalimat dua atau lebih. Dalam puisi ini justru tidak ditemui kalimat-kalimat minor yang biasanya terdapat dalam puisi kebanyakan. Selain itu mayoritas adalah kalimat aktif yang ditunjukkan oleh kata kerja-kata kerja berawalan me-. Sarana retoris Sebagian besar permajasan yang ada adalah majas Alegori. Alegori adalah suatu majas untuk menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan, atau penggambaran. Yang dilukiskan dalam puisi ini adalah sosok kau’ yang dicintai oleh si penyair, dimana sosok tersebut menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara’ atau menjelma angin yang turun sangat pelahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan kecil itu, menyusup di celah-celah jendela dan pintu, dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku’. Majas ini ada dibait pertama hingga ke lima. Majas sintesa ungkapan rasa suatu indra yang diungkapkan dengan indra lain menerima cahaya pertama è seharusnya indra penglihatan menerima suara-suara è seharusnya indra pendengaran Majas Depersonifikasi menjadikan persona sebagai benda tak bernyawa dan Personifikasi Perilaku manusia yang diterapkan bukan pada manusia kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun disana, bersisjingkat di jalan kecil itu, menyusup diselah-selah jendela dan pintu, dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku Majas repetisi diungkapkan dalam frasa dalam doaku’ yang selalu muncul ditiap bait. Majas Pleonasme menyatakan suatu hal dua kali agar lebih jelas, tetapi yang pertama adalah penyimpul kedua terdapat dalam bait terkhir yaitu aku mencintaimu itu sebabnya kau takkan pernah selesai mendoakan kes’lamatanmu’. Citraan penglihatan menjelma Citraan pendengaran mendesau, bernyanyi Citraan taktil oleh indra peraba menyentuh-nyentuhkan, bersitahan Citraan gerak menerima, memejamkan, mengambang, mengibas-ngibaskan, hinggap, menggugurkan, turun,bersijingkat, menyusup, Repetisi yang dilakukan dalam tiap bait yaitu frasa dalam doaku’, kata menjelma, kata yang, kata ini, kata kau dalam tiap bait puisi ini.
Doakuuntuk mu dalam sujudku. Wahai presiden ku. Mahri Yasin menulis puisi sejak duduk di bangku SMP tahun 2004. Masuk SMA 1 Narmada jurusan IPA, dan kuliah di Universitas Mataram Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia & Daerah, menambah pola pikir yang kritis terhadap situasi Bangsa Indonesia. malam ini kita bernostalgia
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Selamat malam Kota Serambi Madinah,Bumi Maleo,The Hidden ParadiseAadati hula-hula to Sara', Sara' hula-hula to Kuru'aniAdakah kau baik-baik saja di sana?Sejumput senyummu tampak dari selembar gambar yang sengaja mereka kirim berantara jaringanKau di utaraAku di tengahHanya laut yang jadi pemisahnya Tapi yakinlah,Hati ini sudah terpaut pada dermagamu Riak-riak kecil tertiup angin lautHanya mampu membuatnya berayun-ayunTak kan sampai lepas buhul-buhulYang tertambat kokoh berlandas kesetiaanKutunggu kau di siniSeninSenen Ya? Lihat Puisi Selengkapnya
Adapuisi karya dari Chairil anwar yang berjudul Karawang Bekasi, puisi yang di ciptakan tahun 1948 ini menginspirasi bayak orang terutama pada tahunnya saat Indonesia masih belum di akui kemerdekaannya oleh Belanda. Sosok chairil anwar sendiri sangat terkel sebagai penulis puisi, dia tak hanya pandai dalam membuat kata-katanya tapi juga pandai
Puisi malam – Ketika malam tiba, sunyi akan menyusup ke hati sebagian orang. Suasana ini cocok untuk menulis puisi. Malam itu sendiri pun sarat akan inspirasi. Puisi malam bisa membahas berbagai tema yang bisa kita angkat. Justru di malam hari, semua inspirasi akan muncul. Berikut adalah kumpulan puisi malam ContentsKumpulan Puisi MalamAku Bersama Sebingkai FotoTerlambatEsok Hari Terasa LamaBerteman LamunanPetakaPengharapanBila Matahari Enggan BangunRengekan SunyiSegerakanAku Telah BerkencanSudut LangitTangisan MalamSuasana Malam yang IndahMenjarah Hatimu Lewat PekatMerambah MalamKau, Aku dan Ujung MalamHidup dalam Untai KataIndahnya MalamHarapan Tengah MalamAngin MalamPurnamaMalam IniMencumbu HitamMalam Tanpa BunyiDi Pojok Iklan Satu HalamanMalam SepiPuisi Kerinduan MalamSetiaMimpi MalamkuIndahnya RembulanMalam Kumpulan Puisi Malam Aku Bersama Sebingkai Foto puisi malam ***** Sejenak napas yang kuhirup terasa berat, Seolah turut mencekik di setiap tarikan napas yang kubuat Kepadamu yang dinamai malam, kini kuadukan Segelintir pahit racun hati yang bersamamu kian kebas Yang mati tidak cuma memberi air mata Perjuangan seumur hidupnya tinggalkan hal bernama warisan Yang mati, mereka akan abadi terkunci Kemudian, bagaimana dengan dirimu yang sekadar pergi? Menebar paku si bawah selimut kasur yang wajib aku tiduri Mengisi malam-malam sebagai sepi Lekat-lekat menempel dekap, menyiksa Sungguh berat jika harus kusebut kau sebagai pengkhianat Barangkali kau cuma seorang pencuri … pencuri yang konon paling beruntung kaubawa semua hal yang kumiliki hanya dengan sebingkai foto yang terjaga dalam kotak berlapis doa Sisakan sedikit aroma pada kasur yang berpagar Bersama sebingkai foto, kau akan kembali atau selamanya aku sendiri ***** Terlambat puisi malam ***** Seolah-olah lari, dengan cepat hari berganti gelap Membawa penat yang diemban penduduk bumi untuk diadukan Aku, manusia yang mengadu penat dalam kotak berlabel prioritas Berharap bisa sampai ke langit tertinggi Terbaca dengan segera Namun aku terlambat, Kotakku tergeletak di ambang pintu Seolah-olah lupa kalau aku punya pesan pengetuk pintu surga Malam mungkin terlalu lelah hari ini menghamparkan karpet hitam di langit dengan sisa energi Ia pun malas memasang bintang-bintang sebagai kerlip lagu selamat tidur Asa yang kubungkus rapi bersama kotak menguap Berubah menjadi ringan seperti asap ***** Esok Hari Terasa Lama puisi malam ***** Ingin aku menegur segalanya di jagat raya malam ini Mereka seakan-akan bersekongkol bagai penjara yang hendak menahanku hingga di sana kuhabiskan masa tua godaan untuk marah kian menjadi sebab di sini aku hanya sendiri ditemani sunyi malam yang kuharap ia lekas berganti Aku menginginkan matahari Hangatnya lunturkan setiap daki masa lalu Melecut semangat bersama kokok ayam Yang sudah bangun mencari sang surya Aku benci kalian, segenap alam raya Kalian licik menahan putaran jarum jam agar tak lekas meninggalkan petang Kalian tahu maksudnya? Aku setengah mengeluh … diri akan kian tersiksa dalam sunyi yang terasa lama Bahkan, bayangan itu kian tampak jika lampu dimatikan Menghantui dalam bentuk kengerian tanpa toleransi Jantungku yang tua kian terengah Napas pun mulai tersendat Namun aku mencoba tetap bertahan Kepada matahari, kini aku berteriak Bangunlah, ajak serta jagat ini semangat bersamamu Aku benci malam sepi ***** Berteman Lamunan puisi malam ***** Telah terkunci pilihan-pilihan yang bijak Aku yang memilih pergi, berharap kau bergegas menyusul kaki ini Pada sehampar tanah yang sudah ditakdirkan Aku tak menginginkan air mata yang tertumpah Tersebab ego yang tak seorang pun sudi mengalah Tinggi, lalu meninggi … marah, penuh emosi Aku berada di pihakmu, atau aku sebenarnya musuhmu berbisik sampai berteriak Dan malam ini, kubawa masuk pilihan terkunci dalam dipan bergembok Meyakinkan diri ia adalah kebaikan Nanti kita akan diantar menuju jalan benderang Menggali pembenaran atas setiap kata yang kau bisikkan Hingga gendang telingaku robek tersayat Nyatakan sumpah, lekas ia bertumbuh menjadi keramat Perpisahan seakan-akan panah tajam Tetapi dalam lajunya telah kau isi dengan bisa dan racun Melesat, lalu Menancap Aku tertidur abadi hanya dengan kesendirian ***** Petaka puisi malam ***** Deras hujan yang turun tak kenal ampun terlalu beringas untuk dianggap jabat tangan persaudaraan Mungkin, sekarang langit dan bumi tengah bertentangan Dengan atau tanpa adanya kibar bendera perang Terdiam Tangis menelusup lembut menyela bunyi lantang sang hujan Mengharapkan kasih Menawarkan damai Langit menolak Tanpa tumbal pertentangan masih akan dikobarkan Menuju petaka Langit kini begitu arogan Menukar dosa manusia yang cuma dapat menangis pilu Menukarnya dalam kesunyian malam ***** Pengharapan ***** Katanya, masih ada kesempatan bagi yang bersungguh-sungguh Kata ini diselipkan berulang sampai puluhan kali Mamak bilang kita harus selalu sertakan pengharapan Bersama lapar dan kantuk yang coba dihadapi Malam yang dingin merayu untuk terus meringkuk Terputarlah kenangan akan bayangan lembah berapi Sirnalah bersama sembah yang di haturkan Dan untuk cambukan kejam, Melembutlah … kuusahakan manis laku untuk melunakkan ***** Bila Matahari Enggan Bangun puisi malam ***** Telah ku susun banyak agenda untuk esok hari Untuk berdiskusi dengan angsa pertanda cinta Mencari merpati setia Dan mendatangi sarang buaya Telah ku susun banyak agenda untuk esok hari Jika tempat yang kau tuju takkan kautemui Ia pencuri yang amat ahli sembunyi Mungkin ia ada di balik bola mata Atau tersamar dalam aliran pembuluh Vena Tanpa pencarian, ia sudah ada dalam tubuhmu Berkamuflase sebagai Mitokondria Terus menipu untuk bisa menemukannya Pertemuan hanya jika matahari bangun pagi Namun malam sangat enggan untuk beranjak Menggulungnya secara paksa cuma akan mengobarkan percikan api esok hari Bila matahari enggan bangun Selamanya aku akan dalam pencarian agar bisa menemukanmu ***** Rengekan Sunyi puisi malam ***** Samudera, aku mencoba untuk menirunya Tenang walau memikul jutaan Titanik yang membuat pungung menjadi geli Tertantang badai, tapi dia pun enggan untuk bergeming Samudera, aku mencoba untuk menirunya Langkahku bersama Parkinson ingin membuat samudera tertawa Tenang dalam teriakan lantang Ingatkan aku Tentang hal yang kubisikkan Jika ada pertentangan rahasia antara diriku dengan aku Memberontak ibarat perang dingin dalam satu atap Umpama satu kapal yang bergerak menuju dua arah mata angin Aku Menanggung gemetar yang makin parah Tinggalkan jejak jemari agar dijadikan prasasti Saat mulai beranjak dewasa Semoga tulisan itu masih layak dibaca Aku Menuju tua yang tidak dapat sebentar saja ditunda Kuharap mereka nantinya mengingatku sambil berdoa ***** Segerakan puisi malam ***** Untukmu, 24 tahun sudah aku menanti Merajut harap sejak pertama kudengar banyak bunyi Takut dan perih, ku awali perjalanan panjang Tiada henti Untukmu, 24 tahun ku jalani mengharap penopang nadi Warisi ketakutan yang sama Telah menjadi tradisi sejak awal bumi berdiri Tangis berganti tangis yang lebih dramatis Senyum seolah menghina kedatangan jiwa yang menyesakkan bumi mereka Untukmu, 24 tahun aku menanti dengan setia Menggabungkan dua mantra Bersatu penuhi separuh agama Aku tidak wajib tidur malam ini, kan? Bibirku terlalu memberontak untuk tak sedetik pun tersenyum Aku tidak wajib tidur malam ini, kan? Waspada awasi jam pasir yang terasa berjalan perlahan Aku tidak wajib tidur malam ini, kan? Karena kupastikan datang pagi-pagi ***** Aku Telah Berkencan puisi malam ***** Sudah … sudahi saja sunyi ini Aku tak sanggup menahan hingga pagi hadir mengetuk mataku Sekarang saja Biar waktu terusir karena aku tidak suka menunggu Aku punya gaun indah dan lengkap dengan sepatu Ayolah Sekarang saja Rinduku membuncah seolah tak kuat lagi terbendung Memasungnya dalam kerdil aku menanti Usai sendiri lewati belasan purnama Bunga berwarna-warni bermekaran, berikan wangi menggoda Mengapa tidak sekarang saja? Bahkan di waktu yang paling sunyi aku sudah siap untuk datang Memamerkan jutaan foto berisi aku dan kamu Di belahan bumi yang tak sama ***** Sudut Langit puisi malam ***** Di sudut langit Warna memancar menembus kabut Di sana nampak beribu cahaya Senantiasa setia menghias hitam Di kala hari tenggelam Di sudut langit Kusimpan sebuah rindu tuk seorang hamba Yang jauh rimbanya Hingga mata kian buta memandangnya Di sudut langit Bintang bintang terus menari bersama dingin setia Sepi dan sunyi mendukung malam hingga subuh berdikari Menanti sang surya kembali Di sudut langit Bisa terlihat kerlap kerlip Manik langit menyanyi bernada bisu Melipur hati hamba yang remuk Di sudut langit Bintang bulan bersanding mesra Bercengkrama dalam jarak Hingga jasad tak dapat merengkuh Di sudut langit Bintang masih mencumbu dingin Hitam kembali menghantar kantuk Menutup mulut yang masih terbuka Membawa ke alam mimpi Di sudut langit Hitam mencekat Menutup warna Membawa deru angina nan sepoi Di sudut langit Mataku memandang buramnya langit Jauh di sana kulihat bintang bersama bulan Bersama hanya saat hitam nampak didepan pandangan mata Di sudut langit Kita menanti di bawah Menikmati malam hingga kita larut terbawa Berdiri di bawah tempat di mana bintang masih mengoyahkan langit Di sudut langit Terasa sangat indah Menusuk mata hingga otak Keindahannya hanya malam Bersama hitam yang punya. ***** Tangisan Malam puisi malam ***** Di bawah pekatnya langit, Aku duduk di antara rembulan dan lampu taman Berharap keajaiban datang Membawa pergi alunan sedih Dibelai angin, pohon-pohon menari Dan di antara sepi, para jangkrik bernyanyi Aku masih menatap langit dengan penuh harapan semu Sebuah bintang akan jatuh di hadapanku. ***** Suasana Malam yang Indah puisi malam ***** Kulihat berjuta bintang di atas awan hitam berkedip menawan bak bunga di dalam taman Bertemankan angin yang berderus kencang Menanti sang dewi malam datang Agar menghiasi malam yang remang Suara burung malam bernyanyi merdu Memuji kebesaran Illahi Yang telah menciptakan kemegahan alam ini Sempurna dan patut kita syukuri Rembulan hadir warnai dunia yang fana Hiasi alam yang senantiasa gelap gulita Kini indah nan kian mempesona Menyejukkan hati dengan pandangan mata Bintang kian semakin cemerlang Ikut gembira menyambut sang rembulan yang telah datang Mewarnai langit yang beranjak malam Hilangkan hitam dan kelam yang terus mencekam ***** Menjarah Hatimu Lewat Pekat puisi malam ***** Ada yang kurasakan saat malam tiba Di saat keterpurukan menjerat hati dirimu hadir seperti kilas bayang-bayang Adakah lintasanmu telah merajai sukmaku? Padahal pekat ini kian membahana Hampa merengkuh sunyi Mencabik lara atas nama rindu Tak bisa ia coba menjarahmu Aku dan kamu ditelan bayang Ku pikir itu yang terbaik Ketika hati menjarah pekat Ketika aku menjarah hatimu ***** Merambah Malam puisi malam ***** Malam menepati janji lagi Larutkan pada jiwa gumpalan pekat dan sunyi Coba ku untai sebentuk diri Merambahkannya lewat bait sepi Gelisah, bimbang, dan penat seakan-akan saling balap menuju relung hati Sepanjang jalannya mematri goresan luka Yang belum jua pergi Haruskah aku memilih malam Kala hati kecilku harapkan terang Ke mana ia bisa letakkan risalah? Pada sang Kegelapan ataukah cahaya? Dan malam ini aku akan tegap merambah malam Mungkin inilah kiranya takdir. Aku mencintai malam Serta kegelapan kita … Sangat cinta ***** Kau, Aku dan Ujung Malam puisi malam ***** Di tepi malam Gundah di sisi pekat masih saja ku gauli angin membuaiku yang di rengkuh sunyi lamat makin merambat ke dasar hati. Langit pun meluruhkan gerimis Rintik gerimis antarkan melodi sendu Khayalku makin dalam berfantasi. kamu dimana mala mini? Lelapkah dalam buaian mimpi indahmu? Masihkah terjaga memandangi cakrawala Layaknya kita pada dahulu kala? Tiadamu membuat riakku meradang Hati memekik tak berirama Aku terbiasa dengan hadirmu Jangan biarkanku sendiri Jangan biarkan gelap menguasai, Sebab aku kian serasa mati ***** Hidup dalam Untai Kata puisi malam ***** Terkadang dengan aksara, bisa mengungkap rasa terpendam Karena dalam untai kata, terselip makna tanpa bias Dan aku masih mencoba mengukirnya lewat malam Menyatu bersama hati dan jiwa, diantara pekat dan dingin. Semoga saja bisa menaburkan sedikit kenangan Agar sepahit apapun, bisa menjadi hikmah Inilah hidup yang berarti perbuatan Inilah hidup yang berarti perjalanan. Sementara waktu terus memberi kenangan Tanpa kepastian, hidup kian terasa sempit Seperti lomba yang menjauhi akhir Namun tetap pada penantian tiada bertepi ***** Indahnya Malam puisi malam ***** Malam terbenam di ufuk barat gumpalan asap kini berganti menjadi langit hitam angin berhembus menggoyang dedaunan suara adzan manyambut hadirnya malam Aku duduk dibawah dekapan pohon jambu seraya melihat indah dan heningnya malam bintang kecil bertaburan di langit bak cahaya lampu menerangi jagat raya Dan di langit malam ada sebuah bola lampu terang nan besar menemani bintang orang bilang bulan namanya Suara jangkrik saling bersautan bagaikan nyanyian merdu nan berirama kunang kunang menari dengan eloknya dengan cahaya kecilnya sungguh indah malam ini terima kasih Tuhan, engkau telah menganugerahkan semua ini kepada kami ***** Harapan Tengah Malam puisi malam ***** Aku ingin menyatu dengan malam, Merelakan dingin menusuk tulang, Merasakan sejuk sisa tetesan hujan, Menunggu langit meneteskannya kembali, Membasahi raga ini, Merendam jerit hati, Dan membuat bulir air mata ini luruh deras, Hingga ragaku melemah, dan lelah, Terjatuh, tersungkur, dan tertidur di tengah gemuruh sukma, Berbalut dekapan hangat Tuhan yang menghantar keteduhan, Menunggu esok hari, tubuhku menjelma menjadi embun pagi Yang menetes indah seolah tiada duri menghiasi setiap cerita hidup ***** Angin Malam puisi malam ***** Andai aku bisa bernyanyi bersamamu Kan ku nyanyikan sebuah puisi Bait bait nan indah di setiap rima Kata cinta bersulam indah Burung yang terbang pasti menghalang Untuk meminta pesan rinduku tersampaikan Lewat si burung yang terbang entah kemana Agar rindu ini mampu tersampaikan Wahai angin yang bertiup sepoi sepoi di kala malam Bisakah engkau sampaikan Bisikkan lantunan risalah di telinganya Bahwa diriku kini sedang menderita Duhai rembulan malam Berilah aku cahaya kasihmu Agar bayangnya bisa aku raih Dan ku rengkuh dirinya penuh ceria Aku kah ini? Atau kah kau berada disana? Merasakan rasa yang sama Rasa cinta yang berbunga bagai di taman nirwana Telah sirna segala kata Bersama lemahnya segala asa Terlihat rinduku yang makin menggila Menantimu duhai Adinda ***** Purnama puisi malam ***** Wahai Purnama … Purnama yang elok berkilauan Menghiasi langit biru dan dinding hati Memantulkan sinar terang membawa salam damai Semoga engkau ikut merasakannya Menghayati dan merenungi langit malam ini Agar kau melihat dirinya Ada purnama disana Ada bintang-bintang kecil disana Yang senantiasa menemani dan mengawasi cinta kita Pada masa kita terlelap. Ada purnama elok berkilauan Dilangit hatiku yang merah Yang kian berkilauan dengan cintamu Kasih sayang nan syahdu, utuh dan bulat Antara kita Maka untuk dirimu seorang ingin kutuliskan Puisi-puisi yang indah nan mempesona Yang membawa damai dan menyejukkan jiwa ***** Malam Ini puisi malam ***** Malam ini … Angin terasa kian dingin Mencumbu kulit hingga ke tulang belulang Menyisahkan bahwa sepi harus kandas Malam ini… Bintang dan bulan terlihat indah Menari riang di atas langit Merangkai puisi untuk kekasih di sana Malam ini … Sinar bulan Sinar bintang Jatuh ke akar bumi Malam ini … Mereka sinari hitam jiwa Sampai mata dapat melihat Sampai jari dapat menggenggam Malam ini … Hatiku ingin terbang ke atas Menelan jarak nan jauh Hingga bisa menyatu dengan bulan Melepas semua beban yang memenatkan jiwa Malam ini … Pada bumi dan langit cuma sunyi yang mendera cuma bayang gelap yang menyala Malam ini … Suara jangkrik kian bergelora Rasa sepi membalut tubuh yang sakit ini Tertancap pilu pada sekujur jasad Malam ini … Dunia ciptaan Tuhan terlihat jujur Bagi mereka yang hidup berpura-pura Lantas lelap ditelan kantuk Bumi sangat jujur Malam ini … Tak terhitung jumlahnya Doa-doa terbang menembus laksa Menuju tempat Yang Maha Kuasa Malam ini … Terlihat indah, dan kuharap Indahnya selalu bisa kusaksikan Dan semoga Tuhan menjawab doa-doaku Selamat malam Sunyi Rindu Mewujud hati kaku Selamat malam Untukmu yang ada di sana ***** Mencumbu Hitam puisi malam ***** Mencumbu hitam Hingga bibir kuning membeku Sirnalah rasa yang mendera hati Terasa sakit di sini Di akar hati Malam terasa begitu sepi Hening, hilang membawa hilang cahaya Meninggalkan bintang Yang enggan sendiri Terasa indah malam ini Bintang bulan menghias langit Bumi menjadi saksi bisu Terhadap Cahaya yang pernah pergi Di sudut malam Terdengar deru nafas terengah Jangkrik berteriak memanggil kegelapan Hanyut terbawa dengki dan khianat Malam yang sepi Malam yang dingin Terasa sepi di dada Hening mencekam rindu Indah kulihat di mata. ***** Malam Tanpa Bunyi puisi malam ***** Tak semua menyenangi gemericik air, Nak ada yang menganggapnya berisik Jadi, matikan saja air terjun di kolam ikanmu ada yang ingin malam ini sunyi ada yang ingin malam yang hening supaya malam ini ia bisa mendengar suara air terjun dalam hatinya sendiri ***** Di Pojok Iklan Satu Halaman ***** Di pojok iklan pada satu halaman lelaki itu duduk mencangkung sepanjang hari, menunggu perempuan yang pernah ia temui di sebuah mimpi Aku menunggumu di sudut taman ini Ia gemar mendongak ke langit Saksikan pipit mencecar senja dengan ramai cericit Meringkas waktu dalam sebuah jerit Ia hanya mencangkung sepanjang hari Hingga seorang perempuan datang Lalu membangunkannya Aku ingin bersenang-senang denganmu Di taman yang hening ini. ***** Malam Sepi puisi malam ***** Di kala malam datang dengan kesunyian Aku bertanya pada relung hati terdalam Mencari sebuah makna kata, yang mengorek kalbu Mencari sebuah makna di balik rahasia-Nya Ketika mata ini telah terpejam Ditemani dengan alunan musik yang syahdu Diriku tetap terpikir akan arti sebuah cerita Dari lubuk hati ini Adakah yang aku rindu saat ini? Tak kuasa bayangan dirimu kini hadir singgah dalam sukma Hingga melarutkanku dalam sebuah mimpi nan indah Lautan bintang-bintang yang indah dalam fantasi Membawaku dalam suasana yang tak mampu diungkapkan Suara hati kecil ini seakan memberontak Memberontak demi menyikap tebalnya tirai yang menghalang Membelenggu dan memenjarakan hati yang suci Ketika cinta datang mendera Namun hati ini masih terbelenggu akan sebuah tanya.. Apakah itu engkau wahai sang malam …? Apakah itu kamu sang wanita idaman …? Apakah itu yang lain, yang tak pernah kutahui …? Kutitipkan salamku ini padamu wahai sang angin malam Mohon jaga dia untukku Hadirkan diriku dalam mimpi-mimpi indahnya Selamat malam, cintaku Aku akan lelapkan mata ini untuk sejenak ***** Puisi Kerinduan Malam puisi malam ***** Senja yang akan pergi Menyalami malam yang sedang menanti Perlahan diriku melantunkan rindu ini Di relung hatimu yang hangat menanti Aku adalah sang perindu Yang merindu tiada henti Menarikan tarian hati Yang bernada resah dan pilu Ku di sini mengalunkan rindu dan resah Aku disini memuja bayanganmu Tiap detik degup nadiku hanya menyebut namamu Cinta membara seiring jiwa yang bergelora Malam yang perlahan menjelang Terasa begitu panjang dalam waktu berjalan Hingga layu jiwa dan harapan Menanti hadirmu memeluk diriku ***** Setia puisi malam ***** Andai aku melupakan Ingatkanlah diriku Akan indahnya cinta Saat aku bersamamu Andai aku ingat Ajarkanlah aku tentang cinta Agar kenangan yang pahit itu Takkan pernah datang mengenang Kau mengajarku Tentang semua rasa itu Bisa terkumpul menjadi satu Hingga alunannya adalah rindu yang menggebu Selagi rasa setia itu berpadu Selagi itu kasih sayang terpatri jitu Melambai lambai tanpa rasa jemu Siang dan malam terbuai syahdu Kau adalah satu Dewa Bisikan Asmaraku Dan rindu ini Hanyalah untukmu ***** Mimpi Malamku puisi malam ***** Engkau bagai udara Yang ku hirup tiap waktu Sesaat ketika kau tiada Sesaknya nafas yang ku rasa Engkau bagaikan titisan hujan Yang membasahi bumi nan gersang Walau dinginmu sampai ke tulang belulang Tetap deraianmu yang mendinginkan amarahku Jadilah matahariku Moga sinarmu Kan bisa menghangatkan Indahkan hari-hariku yang berat Saat malam kian menjelang Jadilah rembulan yang terang Suluhlah mimpi malamku Biarlah indah seindah kejora yang bersinar Tapi cinta kita… Ku mohon janganlah kau berubah rupa Menjadi Taufan yang membawa petaka Hingga semua kasih dan setia Terhempas bagai badai yang mengila Dewa Bisikan Asmara … kaulah segala rasa atas cinta ini Love you cintaku … sepenuh jiwa dan ragaku ***** Indahnya Rembulan puisi malam ***** Saat malam mulai menjelang Ku renungi jauh ke atas awan Ku mengira bintang yang berkerlipan Rupanya wajahmu Mengalahkan indahnya sinar rembulan Ku coba mengapai sang bintang Yang berkerlipan dengan kegemerlangan Ingin ku petik bintang-bintang di langit Ingin ku sematkan di dada yang ku cinta Tanda kasih ku yang tiada ternilai Kau kekasih pujaan Kan ku renung wajahmu di rembulan Biarlah aku bergelora akan sejuta kerinduan Hanya bayanganmu yang bisa meredakan Gelisah dan resah yang kian menerjang Engkau laksana bulan Tinggi di atas kahyangan Hatiku telah kau tawan Dalam hidupku yang tak berarah ***** Malam puisi malam ***** Gemercik gema suara syahdu Entah, kemanakah ia? Terlalu banyak goresan Semilir angin yang membawa debu, mungkin mengabarkan rindu Atau? Pucuk ranting yang usang Lumat di giling kejamnya waktu Sembari kulipat harapan Ku simpan, di sela nada Bukan puisi yang membuatku gila kata Senyum itu tak luruh dalam genggaman waktu … Sajak rindu Masih menghantarkan lelapku ***** Baca Juga Pantun Romantis Itu adalah kumpulan puisi malam yang dapat dijadikan contoh. Selain mengadaptasi puisi-puisi tersebut, kita juga bisa menulis puisi sendiri. Malam adalah saat yang cocok untuk menulis setelah penatnya hari. Apabila bingung menulis tentang apa, puisikan saja malam yang kita saksikan.
YaAllah, limpahkanlah malam-malam barakah kepada hamba-hamba-Mu ini. Malam dimana hamba-Mu senantiasa bersujud kepada-Mu, malam dimana hamba-Mu dengan khusyu’ menghadap-Mu dengan penuh linangan air mata berharap ampunan dan ridho-Mu, sementara banyak hamba-hamba-Mu yang lain sedang terbuai mimpi dalam tidur mereka. Amin.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. makan malam ku, ketam sepasang capit yang menghadang gigi gigiku untuk meraih tualang rasa. yang bersembunyi dalam malam, ketam kupilih ia menatapku hangat hangat. entah hendak mengutukiku atau justru mengucap, "selamat makan. jalanku sudah tak miring lagi, bukan?"aku mengangguk. entah bersetuju atau malah hendak lekas lekas melepas cangkang. lalu meraih balutan daging putih. ke dalam mulutku yang ramai doa makan. Toboali, 2 Juni 2022 Lihat Puisi Selengkapnya
Puisicinta sang pujangga melukiskan keindahan, kepedihan, cinta, rindu dan semua perasaan yang ada pada setiap insan Manusia. tak ada malam yang kerap menghadirkan purnama Saat ini dari segala penjuru hitam keheningan, aku duduk sendiri bersila Sunyi di antara sumber tenaga, memerintah jemari menulis puisi yang hanya aku, jiwa dan
Deskripsi Dalam DoakuDalam doa subuhku ini kau menjelma langit yangsemalaman tak memejamkan mata, yang meluas beningsiap menerima cahaya pertama, yang melengkung heningkarena akan menerima suara-suaraKetika matahari mengambang diatas kepala,dalam doaku kau menjelma pucuk pucuk cemara yanghijau senantiasa, yang tak henti-hentinyamengajukan pertanyaan muskil kepada anginyang mendesau entah dari manaDalam doaku sore ini kau menjelma seekor burunggereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,... Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰 Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan
KumpulanPuisi Hujan Malam Ini - Esti Suryani di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
Puisi doaku bersyukur. Doa adalah sebuah permohonan dari seorang hamba kepada Tuhannya. doa juga sering dikatakan, cara sesorang mendekatkat diri kepada Sang penciptanya, atau mengingatkan diri bahwa kita tak ada ada menghirup udara didunia tanpa, seizin Tuhan, maka dengan rasa terima kasih kita sering berdoa, mendekatkan dan mengingat akan keajaiban Tuhan. Sedangkan bersyukur adalah menghargai apa yang didapat, apa yang dialami dan mampu memandang dari sisi positif apa yang terjadi, walaupun tidak selalu berkenan di hati. Kalau hidup mampu bersyukur maka bakal selalu ada kebahagiaan dari setiap kejadian. Kalau orang hidup dalam selalu syukur, senang tidak akan begitu sulit jadi mari kita bersyukur terhadap segala yang kita alami dalam hidup ini. Jadi sudah sepatutnya kita besyukur selalu bersyukur atas nikmat, bersyukur atas rejeki mensyukuri apa yang kita miliki. Berkaitan dengan kata doa dan kata bersyukur. puisi kali ini judulnya doaku bersyukur, judul tersebut kombinasi dari kosakata dari dua judul puisi. adapun masing masing judul puisinya antara bersyukur Puisi doa ku Puisi rasa ku Bagaimana cerita dan makna dibalik rangkaian bait bait puisinya, untuk lebih jelasnya yuk kita simak saja berikut BERSYUKUR olehAjtDalam hening malam kala diriku sendiri Kupandangi bintang" ku coba berpuisi Ku ungkapkan Rasa isi hati. Sudah lama ku tak berpuisi. Menorehkan kata hati. Dalam coretan pena, melalui syair puisi. Ku coba berpuisi lewat imajinasi Berkutat pikiran dalam halusinasi Hati merasa itu hanya sebuah ilusi Dan semua itu menyelimuti sanubari. Dulu malamku gundah,jiwaku resah, kini hidup sudah berubah, malam pun sentiasa megah, jiwa rendah dibelaian hari-hari yang indah. Penuh Berkah Alhamdulillah. 11042016 ajtPuisi Doa kuMalam masih sembunyikan embun ketika kuntum dihati berbisik membelai sukma, kusemai cinta dalam taman doa jadi semat rindu Pandang lah langit ketika malam, dan carilah bintang paling terang k arena aku mencurahkan semua tentangmu kepada NYA Doaku Malam ini Ya Tuhan, lindungilah orang-orang yang aku sayangi ketika mereka terjaga dalam tidurnya. Aku sayang mereka Ajt Jakarta 11042016 PUISI RASA KUKetika malam datang Pagipun menjelang Lamunan Ku tertuju Pada seraut wajah menawan. Ku akui ,.. Dia indah meretas gundah Dia yang selama ini ku nanti Pembawa sejuk, pemanja rasa Dia yang selalu ada…dalam rasa Andaikan ku dapat, mengungkapkan, perasaan ku, hingga membuat, kau percaya Akan ku berikan, seutuhnya, rasa cinta ku. Ajt Jakarta 11042016 - Demikianlah puisi doaku besyukur. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi atau puisi religi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Nah itulah puisi kemerdekaan yang bisa menjadi referensi Tribunners untuk memeriahkan HUT RI ke-77 yang jatuh pada Rabu 17 Agustus 2022 mendatang. (*) ( Bunga Kartikasari ) Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul KUMPULAN Puisi
Sapardi Djoko Damono Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu
Homepage/ Fiksiana / Puisi DOA. Ikuti Kami; Oktober 26, 2021 Oktober 26, 2021 oleh Siti Nurbaya AZ. Puisiku. DOA. Siti Nurbaya AZ-Fiksiana, Karena Menulis Aku Ada (KMAA), Puisi-Telah Dibaca : 280 Orang. Ku peluk malam dalam munajat doa bergema. menyusun menyulam kata dalam semua asa.
Dalam Doaku Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu Magrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat pelahan dari nun di sana, yang bersijingkat di jalan kecil itu menyusup di celah-celah jendela dan pintu dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi dan bulu-bulu mataku Sapardi Djoko Damono Puisi karya Sapardi ini menggambarkan pergantian waktu dari terbitnya fajar subuh hingga senja hari magrib. Puisi ini menggambarkan seorang pemeluk agama Islam yang beribadah di subuh hari, siang hari, petang hari, dan senja hari. Kata yang digunakan untuk mewakili istilah beribadah adalah dalam doaku. Dan Sapardi memang benar-benar pintar dalam meilih kata-kata hingga puisi ini bersifat universal, bisa dibaca oleh siapa pun dengan latar agama selain Islam. Namun bagi pembaca yang beragama Islam tentu saja langsung akan tertuju dengan istilah sholat, yang juga adalah ritual berdoa kepada Allah dengan waktu yang telah ditentukan pelaksanaannya. Dalam agama Islam istilah beribadah itu adalah sholat sholat subuh, dzuhur, ashar, magrib, dan isya’. Pada bait pertama adalah penggambaran suasana subuh. Dimana si aku khusyuk berdoa di tengah suasana subuh yang masih hening, sepi, dengan langit yang bersih, membentang luas, dan siap menerima sinar matahari pertama kali. Si aku begitu takjub akan kebesaran Sang Pencipta dan Yang Maha Memiliki langit di waktu subuh. Dalam bait kedua menggambarkan waktu siang hari, waktu dzuhur Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,…. Si aku merasakan Sang Khalik begitu dekat dengannya, seakan-akan Ia menjelma pucuk-pucuk cemara yang selalu hijau. Angin yang mendesau memberikan kesejukan di tengah hari yang biasanya begitu panas, namun dengan adanya pucuk-pucuk cemara yang hijau seakan-akan semuanya menjadi segar dan sejuk. Pada bait berikutnya adalah gambaran suasana sore hari yang sedang gerimis. Angin yang mendesau di siang hari ternyata menandakan suasana yang hendak hujan. Si aku kembali berdoa di sore hari dan melihat ada seekor burung gereja yang hinggap di ranting pohon jambu. Burung gereja itu kehujanan di tengah gerimis dan tampak gelisah lalu hinggap di dahan mangga. Burung gereja diibaratkan hidayah dari Allah oleh si aku. Ia hinggap dimana pun ia mau, begitu juga dengan hidayah akan turun kepada manusia yang berusaha dan Allah menghendakinya. Kemudian pada bait terakhir adalah suasana di senja hari, waktu magrib, dan si aku kembali berdoa. Si aku merasa Sang Khalik begitu dekat dengannya dengan menjelma menjadi angin yang turun sangat perlahan, yang bersijingkat dan menyusup di celah-celah jendela dan pintu yang kemudian menyentuh dahi dan bulu mata serta rambut si aku. Kita membayangkan mungkin saja si aku sedang bersujud. Suasana yang hening dan damai membuat si kau dapat merasakan perjalanan angin menuju ke arahnya. Angin yang merupakan berkah dari Allah. Puisi Sapardi ini mengingatkan kita akan pentingnya waktu. Waktu yang tidak kita gunakan sebaik-baiknya untuk kegiatan yang berguna atau beribadah kepada-Nya akan menjadi sia-sia dan tidak menghasilkan apapun. Kita akan menjadi orang yang merugi. Masalah waktu memang sangat penting dalam agama Islam, waktu adalah pedang, jika kita tidak pandai menggunakannya maka waktu itu akan melukai kita. Dalam Islam waktu beribadah yang wajib sudah ditentukan yaitu sholat. Di luar itu umat Islam bisa menggunakannya untuk ibadah yang lain dan amalan sholeh lainnya. Seperti yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Asr1-3. “Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.” Yang dimaksud orang-orang beriman dalam agama Islam diantaranya adalah orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya, seperti yang termaktub dalam Q. S. Al-Mu’minun1-6. “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu orang yang khusyuk dalam sholatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna, dan orang yang menuanikan zakat, dan orang yang memelihara kemaluaannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki , maka sesungguhnya mereka tidak tercela.” Begitu dalam makna puisi karya Sapardi, sebuah pencapaian seorang hamba yang tekun beribadah kepada Sang Khalik menemukan kedamaian dan kekhusyukan. Bila kita analisis unsur-unsur intrinsiknya satu persatu maka akan kita temukan permainan bunyi yang memakau pembaca. Coba perhatikan larik demi larik puisi tersebut, pasti terdapat permainan bunyi yang menarik. Dalam bait pertama misalnya dapat kita temukan paduan vokal a dan u. Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Paduan vokal a dan u ini menimbulkan suasana yang gembira namun tetap khusyuk. Begitu juga yang terdapat pada bait kedua, adanya paduan vokal a dan u Irama yang ada dalam puisi ini juga menarik karena adanya perulangan bunyi yang berturut-turut dan bervariasi, diantaranya sajak akhir, asonansi, dan aliterasi. Seperti yang disebutkan di atas bahwa puisi ini didominasi asonansi a dan u. Aliterasi yang ada dalam puisi ini tampak jelas pada bait kedua dan ketiga. Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana Aliterasi /ng/ dan /n/ tampak jelas dalam bait puisi di atas. Dengan adanya aliterasi ini menimbulkan irama yang benar-benar membuat pembaca tidak bosan untuk terus melanjutkan membaca puisi ini. Sedangkan sajak yang paling banyak ada dalam puisi ini adalah sajak mutlak. Rima identik juga menghiasi puisi ini, yaitu antara bait pertama dan ketiga. Majas metafora banyak digunakan dalam puisi ini. Menjelma langit, menjelma pucuk-pucuk cemara, menjelma seekor burung gereja, dan menjelma angin. Majas personifikasi juga ada dalam puisi ini. …kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Dalam bait kedua, ketiga, dan keempat pun terdapat majas personifikasi. Pilihan kata yang digunakan oleh Sapardi adalah kata-kata yang sudah kita kenal. Sangat sederhana memang dalam pilihan kata yang dipakai tapi dengan diksi yang sederhana mampu menciptakan suasana yang bersahaja dan mampu membuat pembaca hanyut ke dalam puisi ini. Penggambaran waktu subuh yang damai dengan menggunakan kata langit yang semalaman yang tak memejamkan mata yang meluas bening….. Begitu juga dengan penggambaran waktu siang hari matahari yang mengambang tenang di atas kepala…. Gaya bahasa Sapardi banyak repetisi sehingga tampak memperjelas maksud yang ingin disampaikannya. Dalam satu bait banyak terulang kata-kata yang sama namun dengan hal tersebut mampu menggambarkan suatu keadaan kepada pembaca. Magrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat pelahan dari nun di sana, yang bersijingkat di jalan kecil itu menyusup di celah-celah jendela dan pintu dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi dan bulu-bulu mataku Bentuk tipografi puisi yang dipakai oleh Sapardi pun turut menyumbang dukungan terhadap kesatuan puisi ini. Setiap penggambaran waktu yang berbeda, ditulis dalam bait baru sedangkan baris di bawahnya ditulis menjorok menggantung ke dalam seolah-olah memberi penekanan pada awal bait di baris pertama begitu istimewa. Pengimajian juga begitu kuat dalam puisi ini. Pembaca seakan-akan merasakan apa yang dirasakan oleh si aku dalam doanya. Citraan perasaanlah yang mendominasi dalam puisi ini dan hampir tiap bait terdapat citraan ini. Citraan perabaan terdapat pada bait keempat menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi dan bulu-bulu mataku. Citraan penglihatan tampak pada bait pertama, kedua, dan ketiga. Semua unsur-unsur intrinsik itu telah berhasil menghasilkan sebuah puisi yang bersahaja dalam pilihan katanya dan maknanya. Disarikan dari Tags Puisi, Sapardi Djoko Damono, SDD
klkqK. b6t2y35wt3.pages.dev/152b6t2y35wt3.pages.dev/98b6t2y35wt3.pages.dev/613b6t2y35wt3.pages.dev/862b6t2y35wt3.pages.dev/656b6t2y35wt3.pages.dev/961b6t2y35wt3.pages.dev/229b6t2y35wt3.pages.dev/221b6t2y35wt3.pages.dev/911b6t2y35wt3.pages.dev/965b6t2y35wt3.pages.dev/359b6t2y35wt3.pages.dev/760b6t2y35wt3.pages.dev/797b6t2y35wt3.pages.dev/502b6t2y35wt3.pages.dev/156
puisi doaku malam ini